Dalam budidaya kelapa
sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan merupakan saat-saat yang
ditunggu oleh pemilik kebun
Pohon kelapa sawit menghasilkan buah-buah yang menggerombol pada
tandan. Pada saat panen kelapa sawit, bagian tandan itulah yang dipotong dari
pohonnya. Tidak hanya itu, pada proses panen, petani juga perlu memotong
pelepah di sekitar buah kelapa sawit. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
lengkap mengenai pemanenan kelapa sawit, Anda bisa menyimak ulasan mengenai
kelapa sawit yang disampaikan berikut ini.
Pada
dasarnya, panen kelapa sawit yang pertama sudah bisa dilakukan saat pohon
kelapa sawit telah menginjak usia 3 tahun. Walau begitu, ada pula pohon yang
masih berumur dua setengah tahun namun telah mengalami panen pertama. Hal ini
mungkin terjadi jika buah kelapa sawit benar-benar telah matang di usia
tersebut. Biasanya, buah akan matang saat memasuki usia 6 bulan sejak buah
muncul.
Inilah Panduan Dalam Proses Panen Kelapa Sawit
lifestyle.okezone.com
1. Mengetahui kriteria pohon yang layak panen
Sebelum
membahas mengenai langkah-langkah panen kelapa sawit, ulasan mengenai
karakteristik buah kelapa sawit yang layak untuk dipanen perlu diketahui
terlebih dahulu. Untuk mengetahui apakah kelapa sawit sudah bisa dipanen adalah
dengan memeriksa berat tandan kelapa sawit. Jika bobot tandan kelapa sawit
lebih dari 10 kg, berarti tandan tersebut layak dipanen. Anda juga bisa
menandai apakah tandan tersebut bisa dipanen melalui butir buah sawit yang
jatuh. Jika ada sekitar 10 buah yang jatuh, berarti Anda sudah bisa mulai
memanen.
Kriteria
layak panen juga bisa dilihat dari tampilan buah kelapa sawit. Buah yang
mengalami perubahan warna kulit menjadi merah jingga biasanya telah dianggap
matang dan bisa dipanen. Buah dengan warna tersebut bisa diartikan sebagai buah
yang telah memiliki kandungan minyak pada tingkatan maksimal.
Selain
kriteria layak panen, norma panen dari salah satu komoditi utama Indonesia ini
juga penting untuk diketahui. Pada panen pertama dimana saat itu kelapa sawit
berumur 3 tahun, jumlah tandan kelapa sawit yang dihasilkan per hektar-nya
adalah 0,6 ton. Sementara itu, hasil panen akan meningkat 0,2 ton dari panen
awal saat pohon kelapa sawit berumur 4 tahun. Untuk pohon kelapa sawit yang
telah berumur 5 tahun, hasil panen per hektar-nya adalah 1,2 ton. Petani bisa
mendapatkan hasil panen hingga 1,5 ton per hektar saat pohon kelapa sawit
berumur di atas 5 tahun.
2.
Memahami cara panen berdasarkan usia pohon kelapa sawit
Panen
kelapa sawit memiliki 2 cara yang biasa dipakai. Kedua cara tersebut ditentukan
berdasarkan tinggi pohon kelapa sawit itu sendiri. Panen pada pohon kelapa
sawit yang masih berumur di bawah 7 tahun bisa dilakukan dengan menggunakan
alat dodos. Alat yang memiliki lebar 10-72,5 cm tersebut dikombinasikan dengan
tongkat kayu atau pipa besi. Sementara itu, untuk pohon yang telah berusia di
atas 7 tahun, proses panen dilakukan dengan egrek. Alat tersebut disambungkan
dengan batang bamboo atau pipa alumunium.
Selain
kedua jenis alat tersebut, kegiatan panen juga memerlukan alat lain berupa kapak,
batu asah, jaring panen, dan kereta dorong atau alat pikul. Kapak nantinya
diperlukan untuk memotong tangkai tandan buah segar (TBS) sedangkan batu asah
diperlukan untuk melancipkan alat pemotong sehingga proses pemotongan lebih
mudah. Karena TBS kelapa sawit cukup besar dan berat, Anda memerlukan alat
pengangkut seperti pemikul atau kereta dorong sehingga pengangkutan lebih
mudah.
3.
Mengaplikasikan sistem panen
Sistem
yang pada umumnya digunakan oleh mandor saat panen kelapa sawit adalah sistem
ancak atau disebut juga petak. Pada umumnya, sistem ini memiliki 3 jenis
pembagian yaitu ancak tetap, ancak giring tetap, dan ancak giring murni. Pada
ancak tetap, pemanen bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas memanen pada
area yang sama alias tidak berpindah-pindah. Sistem ancak ini paling cocok
diterapkan untuk area lahan yang curam dan memiliki kontur tanam tidak sama.
Ada kelebihan, ada pula kekurangan. Terkait hal ini, sistem ancak yang satu ini
kurang cepat dalam menyuplai kelapa sawit ke pabrik. Hal ini karena aplikasi
sistem bergerak lebih lambat.
Sementara
itu, sistem ancak giring murni memiliki keuntungan dari segi ketersediaan
pekerjanya. Karena sistem ini cocok diaplikasikan untuk perkebunan yang
memiliki banyak pekerja, transportasi buah tertinggal saat panen pun memiliki
kemungkinan lebih kecil. Sayangnya, sistem ancak ini cenderung membuat
produktivitas menjadi rendah karena setiap pekerja selalu berganti-ganti
tanggungan area. Sebagai upaya perbaikan dari sistem ancak giring murni,
kemudian muncullah sistem ancak giring tetap.
4.
Melakukan runtutan aktivitas panen
Pada saat
tanaman kelapa sawit dipanen, ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Kegiatan
tersebut meliputi pemotongan tandan, pengambilan tandan buah siap panen dengan
alat dodos, pengutipan bondolan, dan pengangkutan hasil panen ke tempat
pemungutan hasil (TPH). Pada panen kelapa sawit tersebut, tangkai buah kelapa
sawit yang telah dipotong juga harus dibersihkan dari kotoran tandan. Dengan
begitu, tandan buah kelapa sawit sudah terlihat bersih saat diangkut ke tempat
pengumpulan hasil.
Karena
lahan pohon kelapa sawit pada umumnya cukup luas, aktivitas panen kelapa sawit
biasanya membutuhkan tenaga pekerja. Pekerja yang dipilih harus memiliki
keterampilan memanen yang bagus. Tenaga pemanen ini nantinya akan mendapatkan
jatah memanen pada luasan area yang ditentukan oleh mandor. Disamping memiliki
keterampilan memanen, pemanen juga harus dapat mengusahakan agar tandan yang
matang dapat dipanen semua. Jika tidak, kualitas kelapa sawit yang dipanen akan
menurun karena terlalu lama di pohonnya. Tidak hanya itu, butiran kelapa sawit
yang tidak segera dipanen juga akan semakin banyak yang rontok ke tanah.
Secara
sistematis, berikut langkah-langkah atau cara panen kelapa sawit yang bisa
diikuti. Cara tersebut meliputi beberapa tahapan, yaitu:
·
Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
·
Memotong pelepah daun yang menyangga buah kelapa sawit
·
Menyusun pelepah di tengah gawangan dengan rapi
·
Mengambil tandan buah kelapa sawit menggunakan alat yang
dipersiapkan yaitu dodos atau egrek. Pemotongan tandan tersebut tidak boleh di
atas 2 cm dari pangkal.
·
Meletakkan tandan pada piringan dan brondolan yang telah
dibersihkan dari tanah dan kotoran di tempat terpisah.
·
Menandai penebang dengan nomor
·
Menumpuk pelepah daun yang sebelumnya dipotong rapi.
5. Melakukan rotasi panen
Apa yang
dimaksud dengan rotasi panen? Rotasi panen merupakan selang waktu atau rentang
waktu antara panen yang terakhir kali dilakukan dengan panen berikutnya untuk
area yang sama. Artinya, pemanen bisa melakukan panen kelapa sawit kembali di
area yang sama setelah rentang waktu tertentu. Pada umumnya, rotasi panen pada
perkebunan kelapa sawit adalah 7 hari.
Itulah
beberapa poin penting dalam proses panen kelapa sawit yang bisa menambah
referensi Anda mengenai bisnis perkebunan tersebut. Bagaimana proses panen yang
selama ini Anda ketahui? Apakah sesuai dengan informasi di atas?
0 komentar:
Posting Komentar