KGI-MINING KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA DOLOMIT DAN KISRIT GO GREEN

Rabu, 24 Januari 2018

Panen Kelapa Sawit


Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun
Pohon kelapa sawit menghasilkan buah-buah yang menggerombol pada tandan. Pada saat panen kelapa sawit, bagian tandan itulah yang dipotong dari pohonnya. Tidak hanya itu, pada proses panen, petani juga perlu memotong pelepah di sekitar buah kelapa sawit. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai pemanenan kelapa sawit, Anda bisa menyimak ulasan mengenai kelapa sawit yang disampaikan berikut ini.
Pada dasarnya, panen kelapa sawit yang pertama sudah bisa dilakukan saat pohon kelapa sawit telah menginjak usia 3 tahun. Walau begitu, ada pula pohon yang masih berumur dua setengah tahun namun telah mengalami panen pertama. Hal ini mungkin terjadi jika buah kelapa sawit benar-benar telah matang di usia tersebut. Biasanya, buah akan matang saat memasuki usia 6 bulan sejak buah muncul.

Inilah Panduan Dalam Proses Panen Kelapa Sawit

lifestyle.okezone.com

1. Mengetahui kriteria pohon yang layak panen

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah panen kelapa sawit, ulasan mengenai karakteristik buah kelapa sawit yang layak untuk dipanen perlu diketahui terlebih dahulu. Untuk mengetahui apakah kelapa sawit sudah bisa dipanen adalah dengan memeriksa berat tandan kelapa sawit. Jika bobot tandan kelapa sawit lebih dari 10 kg, berarti tandan tersebut layak dipanen. Anda juga bisa menandai apakah tandan tersebut bisa dipanen melalui butir buah sawit yang jatuh. Jika ada sekitar 10 buah yang jatuh, berarti Anda sudah bisa mulai memanen.
Kriteria layak panen juga bisa dilihat dari tampilan buah kelapa sawit. Buah yang mengalami perubahan warna kulit menjadi merah jingga biasanya telah dianggap matang dan bisa dipanen. Buah dengan warna tersebut bisa diartikan sebagai buah yang telah memiliki kandungan minyak pada tingkatan maksimal.
Selain kriteria layak panen, norma panen dari salah satu komoditi utama Indonesia ini juga penting untuk diketahui. Pada panen pertama dimana saat itu kelapa sawit berumur 3 tahun, jumlah tandan kelapa sawit yang dihasilkan per hektar-nya adalah 0,6 ton. Sementara itu, hasil panen akan meningkat 0,2 ton dari panen awal saat pohon kelapa sawit berumur 4 tahun. Untuk pohon kelapa sawit yang telah berumur 5 tahun, hasil panen per hektar-nya adalah 1,2 ton. Petani bisa mendapatkan hasil panen hingga 1,5 ton per hektar saat pohon kelapa sawit berumur di atas 5 tahun.


2. Memahami cara panen berdasarkan usia pohon kelapa sawit

Panen kelapa sawit memiliki 2 cara yang biasa dipakai. Kedua cara tersebut ditentukan berdasarkan tinggi pohon kelapa sawit itu sendiri. Panen pada pohon kelapa sawit yang masih berumur di bawah 7 tahun bisa dilakukan dengan menggunakan alat dodos. Alat yang memiliki lebar 10-72,5 cm tersebut dikombinasikan dengan tongkat kayu atau pipa besi. Sementara itu, untuk pohon yang telah berusia di atas 7 tahun, proses panen dilakukan dengan egrek. Alat tersebut disambungkan dengan batang bamboo atau pipa alumunium.
Selain kedua jenis alat tersebut, kegiatan panen juga memerlukan alat lain berupa kapak, batu asah, jaring panen, dan kereta dorong atau alat pikul. Kapak nantinya diperlukan untuk memotong tangkai tandan buah segar (TBS) sedangkan batu asah diperlukan untuk melancipkan alat pemotong sehingga proses pemotongan lebih mudah. Karena TBS kelapa sawit cukup besar dan berat, Anda memerlukan alat pengangkut seperti pemikul atau kereta dorong sehingga pengangkutan lebih mudah.

3. Mengaplikasikan sistem panen

Sistem yang pada umumnya digunakan oleh mandor saat panen kelapa sawit adalah sistem ancak atau disebut juga petak. Pada umumnya, sistem ini memiliki 3 jenis pembagian yaitu ancak tetap, ancak giring tetap, dan ancak giring murni. Pada ancak tetap, pemanen bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas memanen pada area yang sama alias tidak berpindah-pindah. Sistem ancak ini paling cocok diterapkan untuk area lahan yang curam dan memiliki kontur tanam tidak sama. Ada kelebihan, ada pula kekurangan. Terkait hal ini, sistem ancak yang satu ini kurang cepat dalam menyuplai kelapa sawit ke pabrik. Hal ini karena aplikasi sistem bergerak lebih lambat.
Sementara itu, sistem ancak giring murni memiliki keuntungan dari segi ketersediaan pekerjanya. Karena sistem ini cocok diaplikasikan untuk perkebunan yang memiliki banyak pekerja, transportasi buah tertinggal saat panen pun memiliki kemungkinan lebih kecil. Sayangnya, sistem ancak ini cenderung membuat produktivitas menjadi rendah karena setiap pekerja selalu berganti-ganti tanggungan area. Sebagai upaya perbaikan dari sistem ancak giring murni, kemudian muncullah sistem ancak giring tetap.

4. Melakukan runtutan aktivitas panen

Pada saat tanaman kelapa sawit dipanen, ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut meliputi pemotongan tandan, pengambilan tandan buah siap panen dengan alat dodos, pengutipan bondolan, dan pengangkutan hasil panen ke tempat pemungutan hasil (TPH). Pada panen kelapa sawit tersebut, tangkai buah kelapa sawit yang telah dipotong juga harus dibersihkan dari kotoran tandan. Dengan begitu, tandan buah kelapa sawit sudah terlihat bersih saat diangkut ke tempat pengumpulan hasil.
Karena lahan pohon kelapa sawit pada umumnya cukup luas, aktivitas panen kelapa sawit biasanya membutuhkan tenaga pekerja. Pekerja yang dipilih harus memiliki keterampilan memanen yang bagus. Tenaga pemanen ini nantinya akan mendapatkan jatah memanen pada luasan area yang ditentukan oleh mandor. Disamping memiliki keterampilan memanen, pemanen juga harus dapat mengusahakan agar tandan yang matang dapat dipanen semua. Jika tidak, kualitas kelapa sawit yang dipanen akan menurun karena terlalu lama di pohonnya. Tidak hanya itu, butiran kelapa sawit yang tidak segera dipanen juga akan semakin banyak yang rontok ke tanah.
Secara sistematis, berikut langkah-langkah atau cara panen kelapa sawit yang bisa diikuti. Cara tersebut meliputi beberapa tahapan, yaitu:
·         Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
·         Memotong pelepah daun yang menyangga buah kelapa sawit
·         Menyusun pelepah di tengah gawangan dengan rapi
·         Mengambil tandan buah kelapa sawit menggunakan alat yang dipersiapkan yaitu dodos atau egrek. Pemotongan tandan tersebut tidak boleh di atas 2 cm dari pangkal.
·         Meletakkan tandan pada piringan dan brondolan yang telah dibersihkan dari tanah dan kotoran di tempat terpisah.
·         Menandai penebang dengan nomor
·         Menumpuk pelepah daun yang sebelumnya dipotong rapi.

5. Melakukan rotasi panen

Apa yang dimaksud dengan rotasi panen? Rotasi panen merupakan selang waktu atau rentang waktu antara panen yang terakhir kali dilakukan dengan panen berikutnya untuk area yang sama. Artinya, pemanen bisa melakukan panen kelapa sawit kembali di area yang sama setelah rentang waktu tertentu. Pada umumnya, rotasi panen pada perkebunan kelapa sawit adalah 7 hari.
Itulah beberapa poin penting dalam proses panen kelapa sawit yang bisa menambah referensi Anda mengenai bisnis perkebunan tersebut. Bagaimana proses panen yang selama ini Anda ketahui? Apakah sesuai dengan informasi di atas?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger