PANEN KELAPA
SAWIT
1. Pengrtian Panen
Panen adalah serangkaian
kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen,
mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan
hasil (TPH).
Tujuan panen adalah untuk
memanen seluruh buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara
konsisten sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit maksimal dengan
dicapai. Oleh karena itu, bila terjadi ada buah matang yang tidak terpanen,
mutu buah yang tidak sesuai dengan criteria matang panen dengan buah yang
dipanen tidak dapat segera dikirim kepabrik, agar segera dicari solusinya.
Manajemen kebun bertugas
untuk memanen semua buah matang yang ada dan mengirimnya ke pabrik pada saat
kualitas buah optimum untuk mendapatkan kualitas minyak dan inti sawit yang
maksimum. Buah yang dipanen hari ini harus sampai di
pabrik hari ini juga.
2. Sistim
Panen
2.1 Kriteria Matang Panen
Kriteria
matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yan ditetapkan untuk dipanen.
Kriteria matang panen TBS yaitu 5 Brondolan segar per tandan di piringan.
Brondolan
di piringan yang kecil ukurannya (partenocarp), brondolan kering atau yang
sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Halini
didasarkan pada pertimbangan:
Rendemen minyak sawit dan rendemen inti sawit serta perolehan total minyak
dan inti sawit.
Kehilangan brondolan di lapangan karena diambil atau dicuri serta tidak
terkutip (di gawangan dan terutama di piringan) dapat diminimalkan.
Kemudahan bagi pemanen dalam mengutip brondolan sehingga yang tidak
terkutip dapat ditekan seminimal mungkin.
Bila
dipokok dijumpai tandan yang membrondol < 5 butir tandan belum dipanen.
Dengan tidak memanen tandan yang berondolannya < 5 butir di piringan secara
konsekwen maka komposisi kemantangan buah yang dipanen sampai ke PKS ( Pabrik
Kelapa Sawit) akan sangat baik. Demikian juga mengenai jumlah pelepah dipokok
dapat dipertahankan 48-56 helai karena pelepah baru di turunkan setelah tandan
matang. Kondisi seperti ini dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap
produksi.
2.2 Komposisi
TBS
Komposisi
(%) kematangan TBS yang ideal untuk diolah di pabrik :
Fraksi
|
Komposisi
(%)
|
Kematangan
|
00
|
0
|
Tidak dibenarkan
|
0
|
0
|
Tidak dibenarkan
|
1
|
15
|
Kurang ideal
|
2, 3, 4
|
80
|
Ideal
|
5
|
5
|
Tidak ideal
|
6
|
0
|
Tidak dibenarkan
|
Brondolan
|
12,5
|
Ideal <15,5 % terhadap berat
|
Kotoran
|
0,1
|
Tidak dibenarkan >0,1 %
|
Tabel : Komposisi TBS yang ideal untuk diolah
2.3 Rotasi Panen
Rotasi
panen di kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik. Rotasi panen
kelapa sawit secara umum adalah:
- Pusingan 5/7 :5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin – Jum’at)
- Pusingan 6/7 :6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin – Sabtu) biasanya
hanya dilakukan waktu musim panen puncak.
3. Organisasi
Panen
3.1 Struktur Organisasi
Skema
Organisasi Panen Di Kebun.
Manajer
|
KD Tanaman
|
Asisten Afdeling
|
Mandor 1
|
Mando Panen
+ P2B
|
Mandor
Panen + P2B
|
Mandor Pemeliharan
|
Mandor Pemeliharn
|
Pemanen
15 – 20 Orang
|
Pemanen
15 – 20 Orang
|
3.2
Tanggung Jawab
Setiap
masing – masing petugas memiliki tanggung jawabnya sendiri mulai dari pemanen
sampai manejer.
Adapun tanggung jawab
petugas terkait dengan panen, yaitu:
3.2.1 Pemanen
Kebersihan panen dan pengutipan brondolan
Mutu buah panen
Susunan cabang / pelepah
Tangakai cangkem kodok karena dapat menghindari losis minyak di pabrik
Buah dipanen dikumpul di TPH
Hindarkan cabang sengkeleh, terkena egrek
Menomori setiap tandan
3.2.2 Tukang
Muat
Buah F00 / F0 yang tidak bernomor
Kebersihan brondolan di TPH
3.2.3 Sopir
Buah sampai di pabrik
3.2.4 P2B
(Petugas Pemeriksa Buah)
Mutu buah panen di TPH bila F00, F0 dicross dan TBS bagus diceklis
Kebersihan brondolan di TPH setelah buah diangkut
Tangkai panjang / cangkem kodok
Buah tidak bernomor
Membuat laporan mutu dan jumlah buah
3.2.5 Mandor
Panen
Menghitung kerapatan panen untuk membuat rencana panen besok harinya.
Kebersihan panen dan pengutipan brondolan dipiringan / gawangan
Susunan cabang / pelepah
Buah dipanen tidak dikumpul di TPH
Cabang sengkleh terkena egrek
Membuat laporan panen harian (PB24)
Melaporkan situasi umum kondisi blok yang dipanen
3.2.6 Mandor
1, Asisten Tanaman dan Kepala Dinas (KD)Tanaman
Mutu buah panen di TPH
Tangkai cangkem kodok
Kebersihan panen dan pengutipan brondolan dipiringan
Susunan cabang / pelepah
Buah dipanen tidak dikumpul di TPH
Cabang sengkleh terkena egrek
Mempersiapkan kendaran angkut sesuai kebutuhan
Membuat evaluasi dan rencana panen di afdeling
3.2.7 Manejer
Konsistensi pelaksanaan panen
Sortasi di
loading ramp (sebagai cross check pelaksanaan panen)
Evaluasi
pelaksanaan sistim panen
4. Pengaturan Panen
4.1 Pembagian Kapveld
Kapveld yaitu luas areal
panen harian. Luas afdeling dibagi 5 atau 6 kapveld dalam I minggu (7
hari), maka pusingan setiap kapveld 7 hari.
Contoh :
Luas afdeling = 800 ha (50
blok@16 ha) seluruhnya TM.
Hari kerja panen Senin –
Kamis @ 7 jam = 28 jam
Jum’at = 5 jam
Jumlah = 33 jam /
minggu
Pembagian
kapveld I-IV = 7hari/33jam x 50 blok atau 11 blok.
(untuk
hari Senin – Kamis @170 Ha atau 11 blok / hari sedangkan pada hari Jum’at panen
hari pendek hanya 6 blok)
4.2 Hancak
Panen
Hancak
panen adalah luas areal yang menjadi tanggung jawab setiap panen / harinya.
Hancak
panen terdiri dari :
4.2.1 Hancak
Tetap
Hancak tetap pada sistim ini pemanen dan areal panen tetap. Cara
penentuan luas hancak seorang pemanen didasarkan pada :
1. Kerapatan buah
matang
2. Kapasistas pemanen
3. Topografi areal
4. Ketinggian pohon
Contoh
: Blok 9B = 16 Ha , ADA 50 baris, jadi pemanen ke I memanen baris 1-10, pemanen
ke II memanen baris 11-20, pemanen ke III memanen baris 21-30, dst
Luas
maksimal hancak seorang pemanen adalah 2,5 Ha.
4.2.2 Hancak
Giring
Hancak
panen yang biasa digunakan adalah hancak giring. Dengan hancak tetap mandor
panen mudah membagi hancak yaitu dengan membagi habis areal yang akan dipanen
dengan jumlah pemanen yang disediakan.
Tetapi
mandor panen akan melakukan pengawasanareal yang cukup luas karena kegiatan panen
serentak berjalan diseluruh areal yang akan dipanen. Bila panen dilakukan
dengan hancak giring panen bisa diselesaikan blok per blok, karena hancak
pemanen diberikan dengan 2 atau 2 kali pindah. Dengan demikian areal yang di
awasi mandor lebih kecil dibandingkan dengan hancak tetap.
4.3 Kebutuhan
Tenaga Panen
Tenaga
panen jumlahnya harus disiapkan berdasarkan kebutuhan pada panen puncak. Untuk
mengitung jumlah pemanen yang dibutuhkan pada panen besok hari. Mandor panen
harus melakukan pengamatan kerapatan buah matang di blok yang akan dipanen pada
hari sebelumnya(1 hari sebelum panen dan biasanya dilakukan pada sore hari pada
saat mandor panen pulang kerja dinas).
Berdasarkan
jumlah tandan matang yang akan dipanen dan kapasistas pemanen, maka pada pagi
hari mandor panen sudah dapat menentukan jumlah pemanen untuk panen hari ini.
Contoh
: Bila produksi TBS di suatu afdeling yang luasnya 1000 ha adalah 21000 ton per
tahun, maka tenaga panen yang harus disediakan adalah 10-12% x 21000/1,5/22 =
63-76 pemanen (panen puncak 12%, kapasitas 1500 kg, hari panen 22).
Pada
bulan-bulan biasa penyebaran 8%, kapasistas 1.250 kg, maka tenaga yangdigunakan
panen= 8% x 21000/22/1,25 = 61 orang. Dengan jumlah tenaga penen 61 orang maka
mandor panen dibutuhkan 3 orang (1 mandor panen membawahi 15-20 pemanen).
4.4 Alat – Alat Panen
Semua kebutuhan alat
panen disediakan perusahan kecuali untuk pemanen tenaga pemborong.
Alat- alat panen terdiri
dari :
1. Alat chisel (dodos dengan lebar 8cm)
di areal tanaman muda (3-5 tahun)
2. Kampak
3. Egrek
4. Aloy stick
5. Tali
6. Gancu
7. Kereta sorong (sepeda)
8. Goni
4.5 Cara Panen
1. Tandan yang telah memenuhi kriteria
matang panen dipotong.
2. Pelepah di bawah tandan yang dipanen
dipotong mepet (untuk tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun)
pelepah tidak dipotong karena yang dipotong hanya buah saja.
3. Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan
disusun di gawangan mati (di areal rata), sedangkan di areal bergelombang,
pelepah tidak dipotong dan disusun disekitar tanaman sejajar dengan arah
teresan / pasar panen agar berfungsi sebagai penahan erosi.
4. TBS disusun ditempat pengumpulan
hasil sedangkan brondolan yang dipiringan dikutip bersih dan dimasukan
tersendiri dalam karung goni untuk di bawa ke tempat pengumpulan brondolan.
5. Gagang TBS dibentuk cangkem kodok dan
diberi nomor pemanen.
6. Tandan buah segar disusun 5-10 tandan
per-baris.
5. Pengangkutan
TBS
Tandan
buah segar yang dipanen harus diangkut dan sampai ke pabrik kelapa sawit pada
hari itu juga. Upayakan pengangkutan buah dapat selesai sore hari sebelum malam
tiba. Pengangkutan pada malam hari, selain menyulitkan sortasi buah di loading
ramp. Dan hindarkan terjadinya buah restan dengan pertimbangan :
1. Buah restan mengakibatkan kenaikan
asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan.
2. Buah restan menimbulkan kerawanan
terhadap pencurian TBS.
Pengangkutan
buah dapat dilakukan dengan kendaraan sendiri atau pemborong. Kebutuhan
kendaran angkut buah setiap hari dihitung berdasarkan estimasi produksi yang
sudah diketahui pada sore hari (sehari sebelum panen) dan realisasi
pengangkutan pada hari sebelumnya. Dan fluaktuasi produksi harian biasanya
tidak jauh berbeda.
6. Denda ( Sanksi Panen)
Kriterian
penilaian :
Kriteria
|
Ketentuan
|
Pemeriksaan
di TPH oleh P2B
|
|
1. Buah afkir (F00)
|
Tidak ada
|
2. Buah mentah (F0)
|
Tidak ada
|
3. Kebersihan brondolan di
TPH
|
Bersih
|
4. Tangkai tandan tidak
cangkem kodok
|
Harus cangkem
kodok
|
Pemeriksaan
di lapangan oleh Mandor panen
|
|
1. Buah matang tidak dipanen
|
Tidak ada
|
2. Kebersihan brondolan
dipiringan / gawangan
|
Bersih
|
3. Buah dipanen tidak di bawa
ke TPH
|
Tidak ada
|
4. Pelepah sengkleh terkena
egrek
|
Tidak ada
|
Denda
dilakukan untuk menjaga konsisten mutu panen sesuai kriteria. Dan perhintungan
denda dilakukan setiap hari panen.
A. Penilaian denda di lapangan (ancak
panen)
Brondolan
tinggal di piringan / pasar pikul Rp. 25 / butir
Buah
matang tinggal di pokok Rp. 100 / Kg
Buah
tinggal di piringan / gawangan Rp. 100 / Kg
Pelepah
sengkleh kena egrek Rp. 300 / Pkk
Susunan pelepah tidak di gawangan mati Rp. 300 / Pkk
B. Penilaian
denda di TPH
F00 (buah
afkir) Rp. 200 / Kg
F0 (buah mentah) Rp. 100 / Kg
Gagang tidak cangkem kodok Rp. 100
/ Kg
Pemeriksaan
Oleh
|
Yang
Didenda
|
Besarnya
Denda
|
P2B dan Mandor Panen
|
- Pemanen
|
100%
|
Mandor I
|
- Pemanen
- P2B
- Mandor Panen
|
100%
50%
50%
|
Asisten Afdeling
|
- Pemanen
- P2B
- Mandor Panen
- Mandor I
|
100%
50%
50%
25%
|
Kepala Dinas Tanaman
|
- Pemanen
- P2B
- Mandor Panen
- Mandor I
- Asisten
Afdeling
|
100%
50%
50%
25%
10%
|
Manejer Unit
|
- Pemanen
- P2B
- Mandor Panen
- Mandor I
- Asisten
Afdeling
- KD Tanaman
|
100%
50%
50%
25%
10%
5%
|
Pemeriksaan di Loading Ramp
- Jika buah
fraksi F00 dan F0 tidak diberi tanda cross
|
- P2B
- Pemanen
- Mandor I
- Asisten
Afdeling
|
100%
50%
10%
5%
|
Tabel : Ketentuan Besarnya Denda Panen
Catatan: nilai denda/Kg TBS untuk setiap kesalahan
ditentukan tersendiri.
7. Premi Panen dan Brondolan
Premi
panen dan brondolan diberikan terpisah dengan nilai premi per-Kg yang berbeda.
Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan pendapatan karyawan dan
lebih memotivasi pemanen / petugas yang terkait dengan panen agar seluruh buah
matang di lapangan terpanen. Sedangkan premi brondolan diberikan bertujuan
untuk lebih memotivasi penguitpan brondolan dan meminimalisasi kehilangan
brodolan di lapangan.
Premi
panen diberikan secara perorangan dan ditentukan berdasarkan kapasistas, tahun
tanam yang berkaitan deng produktivitas dan topografi. Semakin rndah
produktivitas, semakin rendah basis borong dan semakin berbukit / curam
topografinya semakin mahal premi panennya. Premi brondolan diberikan premi
tersendiri dengan tarif ± 2,5 kali lipat premi TBS sesuai dengan berat
brondolan yang dikumpulkan oleh masing-masing pemanen. Brondolan harus dalam
keadaan bersih dari segala macam kotoran (sampah, tangakai tandan, batu dll).
Dan berat brondolan tidak termasuk dalam berat TBS.
Premi
dan denda panen per-orang dihitung dan dibukukan setiap hari oleh Krani
Produksi di Afdeling. Kepada karyawan pelaksana yang sudah mendapatkan premi,
tidak dibenarkan mendapat lembur.
P
= {(K – BB) NP} – D
|
Rumus Premi Panen TBS :
P :
Premi (Rp)
K :
Kapasistas panen (Kg)
BB :
Basis Borong (Kg)
NP :
Nilia Premi (Rp/Kg TBS)
D :
Denda
Pb = Kb x NPb
|
Rumus Premi Brondolan :
Pb :
Premi Brondolan (Rp)
Kb :
Kapasistas (Jumlah Brondolan yang dikumpulkan dalam Kg)
NPb :
Nilai Premi Brondolan (Rp/Kg brondolan)
8. Premi Pengawas
Besarnya
premi pengawas ditentukan berdasarkan ”capaian produksi dari pemanen yang
menjadi bawahannya dikalikan dengan nilai tarif premi yang telah ditetapkan”.
Kepada petugas pengawas panen, baik karyawan Pimpinan maupun karyawan pelaksana
yang tidak bekerja / berhalangan karena cuti atau keperluan lain , tidak
diberikan premi.
C Tarif Premi Mandor Panen
Premi
Panen (TBS) rata = Rp 150/ Kg TBS
Premi
Brondolan rata = Rp 300 / Kg Brondolan
C Tarif Premi Mandor I
Premi
Panen (TBS) rata = Rp 110/ Kg TBS
Premi
Brondolan rata = Rp 300 / Kg Brondolan
C Premi Kerani Afdeling = Rp 0,80 x Jumlah Premi Mandor I
C Tarif Premi Krani Panen = Rp 0,72 x Jumlah Premi Mandor I
C Tarif Premi Petugas Pemeriksa Buah = Rp 0,80 x Premi Mandor Panen yang
diikutinya.
C Tarif Premi Pengumpul Brondolan = Rp 300 x Premi Mandor panen yang
diikutinya.
C Tarif Premi Pengawas Karyawan Pimpinan
Premi
pengawas karyawan pimpinan hanya diberikan kepada Asisten Afdeling, apabila capaian
produksi > RKAP setiap bulannya.
Asisten
Afdeling = Jumlah produksi x nilai premi / Kg TBS
Catatan: nilai premi/Kg TBS dapat ditentukan
tersendiri.
Sumber
: http://diemaspoenya.blog.com/2009/10/03/panen/
0 komentar:
Posting Komentar